
Gaza -Derita Yang Tidak Berkesudahan
Gaza merupakan salah satu episod duka warga palestine yang mengalami kedahsyatan perang yang belum pernah dialami wilayah manapun di dunia. Perang yang bukan baru saja terjadi, namun sejak lama, bertahun-tahun Gaza alami. Penduduk Gaza sememangnya wajib mempertahankan diri bahkan akan menghancurkan musuh yang akan cuba merampas tanahair mereka. Ini juga bahkan terjadi di wilayah Jenin, Ramallah, Rafah, beit Jalla dan wilayah yang ditawan Zionis. Namun kejahatan Zionis senantiasa melanggar perjanjian demi perjanjian

Pasukan Zionis menggempur sejumlah bangunan dan menembaki warganya secara membabi buta. Dalam keadaan seperti, tak satupun kelompok pejuang yang muncul, karena keadaan yang sangat sulit ditembus. Semua orang tak bisa bergerak. Kerana askar Zionis akan menembak apa saja yang bergerak. Lalu mereka memasuki perkampungan dan menggeledah setiap ceruk. Setelah mereka menghancurkan pintu utama, lalu mengeluarkan semua orang yang ada didalamnya. Semua laki-laki disatukan dan dikumpulkan di ruangan bersebelahan. Sementara wanita dan anak-anak ditempatkan di ruang sebelah lagi. Tiba-tiba mereka meruntuhkan pintu dimana aku diam didalamnya. Mereka menghancurkan semua yang ada di ruangan dan merusak semua pintu dan jendela. Mereka juga menghancurkan dinding dan langit-langit. Setelah itu, barulah mereka menutupi kedua mataku dan mengikat tangan, lalu melemparkanku ke ruangan yang bersebelahan, Burj Ramses. Mereka memukuliku dengan ganas sambil menembakan senapanya tepat di atas kepalaku. Saat itu aku merasa hidupku tak kan lama lagi.
Abu Wail yang digelari, Al-Syahid yang terselamat melanjutkan, saya ditahan di tempat tersebut dari jam 11.30 malam hingga jam 7.00 pagi. Sejumlah askar bahkan berkonspirasi untuk membunuhi semua yang ada di sana. Mereka berbincang sesama sendiri tentang cara memperlakukan orang yang ada di dalam ruangan. Saat itu, Abu Wail ditugasi sebagai peterjemah bagi pasukan Zionis. Ia disuruh menemani askar yang mau masuk ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan dan menerjemahkan pertanyaan yang dilontarkan kepada warga. Diantara pertanyaan yang mereka lontarkan adalah, dimana persenjataan kalian ? Apakah kalian anggota Hamas ? dari mana kalian melepaskan roket ? mereka memukul warga serta melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap 50 warga yang ada di dalam
Amiratul Qiram
Seorang anak, Amiratul Qiram satu-satunya yang selamat dari rumah itu, setelah ayah, ibu dan semua saudara-saudaranya dibunuh oleh Zionis. Dia menceritakan , roket Israel jatuh dekat rumahnya yang mengakibatkan ayahnya terluka parah, ia berangkat untuk mencarikan ambulan bagi keluarganya. Tatkala ia mendengar ledakan dahsyat di sampingnya segera ia melemparkan tubuhnya ke tanah. Ketika akan bangkit, tubuhnya terasa sangat sakit. Semua tulang-tulangnya serasa patah hingga tak mampu menggerakan kakinya. Ia menangis sepanjang malam dan tidur di samping jasad ayahnya yang berlumuran darah. Sementara kedua saudaranya sudah berangkat untuk memanggil ambulans namun ternyata tak kembali. Belakangan diketahui kedua saudaranya juga sudah meninggal syahid.
Amiratul Qiram melanjutkan ceritanya, “saat pagi hari ia berusaha untuk menjauhi darah yang sudah mulai mengering. Aku berusaha keluar dari sana dengan bekal sekerat daging. Aku duduk di pinggir jalan dimana tak seorangpun berani keluar karena dahsyatnya tembakan roket Zionis.
Setelah dua hari selepas ledakan di rumahnya, terjadi lagi satu ledakan di wilayah tersebut. Amirah kemudian merangkak dari jasad ayahnya memasuki rumah sebelah untuk mencari pertolongan. Namun pada mulanya petugas ambulan tidak mengenalinya, namun berkat salah seorang tetangganya pada hari berikutnya baru mengenali keberadaanya di rumah tersebut, lalu diangkut ke rumah sakit Al-Syifa.
Palestine Di Hati Kita

Sesungguh Palestine dan kita adalah amat dekat sekali. Percerobohan yahudi berlaku sepanjang masa dan tempat di bumi palestine.Penderitaan mereka, adalah tanggungjawab semua umat islam. Mereka adalah umpama benteng -benteng kota yang mempertahankan maruah umat islam seluruh dunia. Di sana terdiri masjid Al-Aqsa dan baitulmaqdis kota suci umat islam yang ketiga yang juga menjadi rebutan kaum yahudi. Tempat mihrajnya Rasulullah dan pernah menjadi kiblat yang pertama sebelum Mekah. Seharusnya kita dapat membantu mereka dengan kemampuan kita. Setidaknya mendoakan kemenangan kepada para mujahiddin di sana. Dan Janji Allah itu pasti, kekuasaan Islam benar-benar akan terwujud kembali. Disana telah tersedia pemuda-pemuda yang mencari syahid, yang mana mereka yakin akan janji Allah dan Rasul. Rasulullah SAW bersabda:
"Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan kebenaran dan mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. TidaK memadaratkan mereka orang-orang yang menentang mereka, kecuali sekadar kesulitan hidup yang akan menimpa mereka, sampai datang kepada mereka keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka tetap dalam keadaan demikian." Para Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, di manakah mereka berada?" Rasulullah Saw. menjawab, "Mereka berada di Baitul Maqdis (Al-Quds) dan di sekitar Baitul Maqdis." (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)
.........dipetik dari infopalestina