Friday, January 29, 2010


Gaza -Derita Yang Tidak Berkesudahan

Gaza merupakan salah satu episod duka warga palestine yang mengalami kedahsyatan perang yang belum pernah dialami wilayah manapun di dunia. Perang yang bukan baru saja terjadi, namun sejak lama, bertahun-tahun Gaza alami. Penduduk Gaza sememangnya wajib mempertahankan diri bahkan akan menghancurkan musuh yang akan cuba merampas tanahair mereka. Ini juga bahkan terjadi di wilayah Jenin, Ramallah, Rafah, beit Jalla dan wilayah yang ditawan Zionis. Namun kejahatan Zionis senantiasa melanggar perjanjian demi perjanjian
Semua pengamat sepakat bahwa perang Gaza telah berlaku yang pertama kalinya terjadi di Palestina. Rakyat Gaza yang hanya bersenjata ringan menghadapi pembunuhan kejam dari angkatan bersenjata tercanggih di kawasan Timur Tengah.
Pada babak pertama, sejumlah bangunan seperti rumah-rumah, masjid serta pusat khidmat sosial, hancur lebur bercampur dengan mayat-mayat bergelimpangan di antara anak-anak, orang tua dan wanita. Sedikitnya 1.450 syuhada meninggal. 30 %nya adalah anak-anak. Sementara yang tercedera mencapai 5.380 orang, sebagian besar mengalami cacat seumur hidup. Ditambah kehancuran sejumlah bangunan infrastruktur, pusat ekonomi dan pemerintahan dengan ribuan roket dan bom. Tanah-tanah pertanian porak poranda, kebun hancur, ribuan warga terusir dari tempat tinggalnya terkatung-katung tak mempunyai perlindungan. Ratusan bangunan rata ke bumi. Ratusan keluarga tak mempunyai tempat tinggal.

Hari-hari yang memilukan
Gaza mempunyai kisah mengerikan, memilukan, sekaligus tentangan dan harapan. Perang Zionis yang berlangsung selama 22 hari bagaikan mimpi yang mengerikan atas bencana kemanusiaan yang sangat panjang. Ingin rasanya mereka tidur untuk sekedar melupakan peristiwa yang menakutkan tersebut, namun suara ledakan mesingan yang memekakan telinga selalu membangunkan mereka, memaksa mereka untuk melihat anggota keluarganya, apakah masih selamat, ataukah senantiasa berkurang satu-persatu, sebagaimana hari-hari kemarin yang mereka lalui antara keterkejutan dan perjuangan.
Perang terakhir Zionis ke Gaza telah mencoretkan ribuan peristiwa memilukan, menambah penderitaan mereka yang sudah lama terkungkung kesedihan dan kepedihan. Peperangan yang tidak dapat dibayangkan oleh akal kita yang waras. Penderitaan yang mereka alami tidak bisa diukur dengan seluruh kamus kemanusiaan. Kejahatan Zionis telah melanggar semua undang-undang langit, hukum antarabangsa, piagam dunia dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Mereka telah melanggar semua hak kemanusiaan dan benda. Mereka tidak membezakan antara orang awam ataupun tempat ibadah seperti masjid. Kedengkian mereka tidak dapat membezakan mana orang sakit, mana anak kecil. Mereka juga tidak memperdulikan seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang berdo’a kepada Allah agar jangan terkena musibah sebagaimana menimpa saudaranya. Zionis tak pernah membezakan mana pejuang yang membela haknya untuk melawan semua alat perang mereka. Orang awam mempunyai hak untuk hidup. Demikian juga dengan bangunan, tumbuhan , kebun-kebun dan segala yang berhak untuk hidup.


Sejak jet pejuang Israel melancarkan roket-roketnya ke Gaza, daerah tersebut menjadi sangat menakutkan, terutama bagi anak-anak. Semua orang yang ada di sana tersentak dengan kejahatan Zionis yang tak pernah terkirakan sebelumnya. Kebimbangan dan ketakutan menyelimuti semua penduduk al-Burj. Kegiatan mereka menjadi tidak normal. Semua sekolah memulangkan semua siswanya. Bayi-bayi menangis ketakutan akibat suara roket dan jet pejuang yang memekakan telinga.



Pasukan Zionis mulai menyerbu daerah Tel Islam melalui darat.Tentera zionis masuk wilayah Tel Islam, seorang saksi menceritan bahawa dirinya sedang bekerja. Ia berangkat sekitar jam 10 malam untuk memadamkan Ibusawat Elektrik di Al-Burj. Lalu ia berangkat untuk makan malam. Sebenarnya ia belum sedar dengan apa berlaku sekitarnya. Ia hanya melihat perbezaan keadaan dan kegiatan warga yang tidak lazim. Sejumlah pejuang yang mambawa senjata ringan berupaya menghalau datangnya pasukan Zionis yang datang dengan roket dan bom dekatnya. Mereka menembakan senjatanya ke arah pejuang secara biadab dan secara rambang. Semua tempat mereka hancurkan secara membabi buta. Saat mereka tiba sekitar jam 11, sejumlah tank memasuki daerah perkampungan, didukung dengan pesawat pejuang yang mengebom secara gila.

Pasukan Zionis menggempur sejumlah bangunan dan menembaki warganya secara membabi buta. Dalam keadaan seperti, tak satupun kelompok pejuang yang muncul, karena keadaan yang sangat sulit ditembus. Semua orang tak bisa bergerak. Kerana askar Zionis akan menembak apa saja yang bergerak. Lalu mereka memasuki perkampungan dan menggeledah setiap ceruk. Setelah mereka menghancurkan pintu utama, lalu mengeluarkan semua orang yang ada didalamnya. Semua laki-laki disatukan dan dikumpulkan di ruangan bersebelahan. Sementara wanita dan anak-anak ditempatkan di ruang sebelah lagi. Tiba-tiba mereka meruntuhkan pintu dimana aku diam didalamnya. Mereka menghancurkan semua yang ada di ruangan dan merusak semua pintu dan jendela. Mereka juga menghancurkan dinding dan langit-langit. Setelah itu, barulah mereka menutupi kedua mataku dan mengikat tangan, lalu melemparkanku ke ruangan yang bersebelahan, Burj Ramses. Mereka memukuliku dengan ganas sambil menembakan senapanya tepat di atas kepalaku. Saat itu aku merasa hidupku tak kan lama lagi.

Abu Wail yang digelari, Al-Syahid yang terselamat melanjutkan, saya ditahan di tempat tersebut dari jam 11.30 malam hingga jam 7.00 pagi. Sejumlah askar bahkan berkonspirasi untuk membunuhi semua yang ada di sana. Mereka berbincang sesama sendiri tentang cara memperlakukan orang yang ada di dalam ruangan. Saat itu, Abu Wail ditugasi sebagai peterjemah bagi pasukan Zionis. Ia disuruh menemani askar yang mau masuk ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan dan menerjemahkan pertanyaan yang dilontarkan kepada warga. Diantara pertanyaan yang mereka lontarkan adalah, dimana persenjataan kalian ? Apakah kalian anggota Hamas ? dari mana kalian melepaskan roket ? mereka memukul warga serta melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap 50 warga yang ada di dalam

Amiratul Qiram

Seorang anak, Amiratul Qiram satu-satunya yang selamat dari rumah itu, setelah ayah, ibu dan semua saudara-saudaranya dibunuh oleh Zionis. Dia menceritakan , roket Israel jatuh dekat rumahnya yang mengakibatkan ayahnya terluka parah, ia berangkat untuk mencarikan ambulan bagi keluarganya. Tatkala ia mendengar ledakan dahsyat di sampingnya segera ia melemparkan tubuhnya ke tanah. Ketika akan bangkit, tubuhnya terasa sangat sakit. Semua tulang-tulangnya serasa patah hingga tak mampu menggerakan kakinya. Ia menangis sepanjang malam dan tidur di samping jasad ayahnya yang berlumuran darah. Sementara kedua saudaranya sudah berangkat untuk memanggil ambulans namun ternyata tak kembali. Belakangan diketahui kedua saudaranya juga sudah meninggal syahid.

Amiratul Qiram melanjutkan ceritanya, “saat pagi hari ia berusaha untuk menjauhi darah yang sudah mulai mengering. Aku berusaha keluar dari sana dengan bekal sekerat daging. Aku duduk di pinggir jalan dimana tak seorangpun berani keluar karena dahsyatnya tembakan roket Zionis.

Setelah dua hari selepas ledakan di rumahnya, terjadi lagi satu ledakan di wilayah tersebut. Amirah kemudian merangkak dari jasad ayahnya memasuki rumah sebelah untuk mencari pertolongan. Namun pada mulanya petugas ambulan tidak mengenalinya, namun berkat salah seorang tetangganya pada hari berikutnya baru mengenali keberadaanya di rumah tersebut, lalu diangkut ke rumah sakit Al-Syifa.


Palestine Di Hati Kita









Sesungguh Palestine dan kita adalah amat dekat sekali. Percerobohan yahudi berlaku sepanjang masa dan tempat di bumi palestine.Penderitaan mereka, adalah tanggungjawab semua umat islam. Mereka adalah umpama benteng -benteng kota yang mempertahankan maruah umat islam seluruh dunia. Di sana terdiri masjid Al-Aqsa dan baitulmaqdis kota suci umat islam yang ketiga yang juga menjadi rebutan kaum yahudi. Tempat mihrajnya Rasulullah dan pernah menjadi kiblat yang pertama sebelum Mekah.
Seharusnya kita dapat membantu mereka dengan kemampuan kita. Setidaknya mendoakan kemenangan kepada para mujahiddin di sana. Dan Janji Allah itu pasti, kekuasaan Islam benar-benar akan terwujud kembali. Disana telah tersedia pemuda-pemuda yang mencari syahid, yang mana mereka yakin akan janji Allah dan Rasul. Rasulullah SAW bersabda:

"Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan kebenaran dan mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. TidaK memadaratkan mereka orang-orang yang menentang mereka, kecuali sekadar kesulitan hidup yang akan menimpa mereka, sampai datang kepada mereka keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka tetap dalam keadaan demikian." Para Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, di manakah mereka berada?" Rasulullah Saw. menjawab, "Mereka berada di Baitul Maqdis (Al-Quds) dan di sekitar Baitul Maqdis." (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)


.........dipetik dari infopalestina

5 comments:

Hamiza said...

Salam..

Semoga ALLAH pelihara semua rakyat Gaza yg berjuang kerana ALLAH..AMIIINN

wassalam..

qdine said...

Terima kasih atas pandangan haniza, agar kita semua dapat menghayati kesengsaraan saudara kita disana, membantu dan mendoakan kemenangan mujahiddin disana, sesungguhnya kemenangan Islam itu semakin hampir

CITY® said...

salam

yahudi memang celaka

noorafzan.blogspot.com said...

kite perlu bant umereka..
mereka perlukan bantuan kewangan sekarang..

Shuk said...

dengan bantuan kewangan saja, mungkin belum cukup bagi rakyat palestin..pnjatkan doa agar mereka tabah. besar pengorbanan mereka pertahankan negara dan agama Islam..negara kita bila lagi?..wallahualam..

SOFFIYA' S HOMESTAY MERU, KLANG

Ruang Parking Ruang Parking Luar Ruang Tamu Bilik Utama  Katil Saiz Queen untuk 2 orang Bilik ked...